Berita Utama PEMERINTAHAN

MenPar Yahya : FPSL Ajang Tahunan Pariwasata Bitung

Bitung – Ribuan warga dari berbagai penjuru di Sulawesi Utara seperti Minahasa Utara,Tomohon,Kota Manado,Minahasa dan tuan rumah Bitung menyerbu menyaksikan pembukaan Festival Pesona Selat Lembeh oleh Dijadwalkan Menteri Pariwisata Arief Yahya disaksikan Walikota Drs Max Lomban,Wakil Walikota Mourits Mantiri,Anggota DPRD Sulut Fabian Kaloh dan Pejabat Lingkup Pemkot Bitung Kamis (02/10/2019)

Berbagai kegiatan diantaranya Parade ratusan perahu hias melakukan parade meramaikan Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) depan pelabuhan Perikanan Aertembaga, Bitung Sulawesi Utara.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Kementrian Pariwisata akan menetapkan agenda Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) menjadi ajang Tahunan kerena sangat bermanfaat bagi sektor Pariwisata Bitung bidang Kemaritiman

Wali Kota Bitung, Maxmiliaan Jonas Lomban mengatakan, ratusan perahu hias yang berparade tersebut merupakan utusan instansi, pengusaha perikanan, nelayan dan dari pihak kecamatan.

“Masyarakat sangat antusias menonton parade perahu hias yang dikawal dengan perahu karet pihak Angkatan Laut,” kata Lomban di Bitung, Kamis.

Berbagai tipe hiasan mewarnai parade tersebut antara lain, perahu berbentuk ikan, berbentuk taman laut, berbentuk flora laut yang membuat wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara memenuhi pelabuhan perikanan tersebut.

Menurut Lomban, parade perahu hias ini akan selalu mengisi FPSL di tahun mendatang karena selain dapat menghibur masyarakat juga menjadi ajang pendidikan bagi generasi muda, karena kapal hias tersebut ukurannya bervariasi dari perahu nelayan biasa, sampai kapal besar berkekuatan 80 sampai 100 GT.

Ia menambahkan, kapal besar milik Badan SAR dan kapal besar milik TNI Angkatan Laut juga turut berpartisipasi dalam parade perahu hias.

namun dibalik kemariahan FPSL meninggalkan pil pahit bagi ratusan siswa SD dan SMP batal tampil membawakan tari Maemgket di pembukaan FPSL 2019.

Kabag Humas dan Protokol sebagai juru bicara Pemkot Bitung, Albert Sergius angkat bicara dan memberikan klarifikasi resmi terkait insiden itu.

” Selamat malam mohon ijin mengklarifikasi terkait insiden tidak tampilnya anak2 maengket pada saat pembukaan FPSL sebagi berikut:

1.Pertama-tama kami memohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian tadi siang dan sangat memahami kekecewaan para orang tua yang sudah meluangkan waktu khususnya kepada anak-anak yang sudah sangat antusias memberi diri untuk mensukseskan kegiatan ini.

2.Berdasarkan kalarifilasi dari EO bahwa sebenarnya bukan di cut tetapi hanya di geser waktu tampilnya dikarenakan: sejak kemarin sampai tadi jam 11.00 info yang kami dapat dari EO bahwa tim maengket tidak menghadiri gladi bersih sehingga dilakukan penggeseran jadwal tampil.

3.Namun stelah itu berkembang insiden dimana terjadi pemukulan terhadap MC (sdr Jimly) yang bertugas saat itu oleh salah satu oknum orang tua dari peserta, sehingga suasana di back stage menjadi kacau dan acara di panggung utama akhirnya terhenti.

4.Sebagai informasi sebagian tim maengket sdh ditampilkan di dermaga saat menyambut kedatangan menteri dan rombongan menjelang pelaksaan karnaval laut.

Demikian penjelasan dari kami, sekali lagi kami memohon maaf atas kekecewaan dan ketidaknyamanan ini.”.

Sementara itu Ketua Panitia Festival Pesona Selat Lembeh Andre Sumual mengatakan Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) sudah diselenggarakan sejak tahun 2013 di Kota Bitung, Sulawesi Utara, atas inisiatif masyakarat di sana yang mayoritasnya bekerja sebagai nelayan.

Festival budaya maritim yang memperkuat jalinan hubungan antarwarga kota ini semakin berkembang dari tahun ke tahun.

Lalu Pemerintah Kota Bitung melihat festival ini sebagai satu kekuatan baru untuk memperkenalkan kekayaan obyek pariwisata maritim dan meningkatkan ekonomi warga di Kota Bitung.

Terutama akibat kebijakan pemerintah yang sangat ketat di bidang perikanan

Pemerintah Kota Bitung sejak 2016 menggarap serius Festival Pesona Selat Lembeh Bahkan pada tahun 2019 ini FPSL masuk menjadi bagian dari “100 Calendar of Events Wonderful Indonesia” setelah terseleksi dari 6000 kegiatan seni budaya di seluruh Indonesia sepanjang tahun ini.

“Ini sebuah hadiah besar bagi Festival Pesona Selat Lembeh dan Kota Bitung. Namun sekaligus menjadi sebuah tantangan besar. Tantangan untuk menyajikan pagelaran yang lebih baik, lebih bagus, lebih berbobot dan tentu lebih indah, agar menjadi suguhan berkalas nasional, bahkan internasional,” ungkap Opo Sapaan akrab

Lebih lanjut Opa mengatakan Selat Lembeh sebagai urat nadi kehidupan Kota Bitung adalah contoh sebuah konsep kolaborasi besar yang dari tahun ke tahun telah mengalirkan darah kehidupan bagi masyarakat.

Kolaborasi 14 instansi kemaritiman memberikan denyut bagi jantung perekonomian dan industri pariwisata menjadi suplemen dalam menyegarkan Selat Lembeh dan Kota Bitung.

Di bawah laut Selat Lembeh hidup berbagai flora fauna yang ratusan di antaranya adalah species endemik yang tak bisa ditemukan di belahan dunia manapun.

“Ini adalah kekayaan alam yang berkolaborasi membentuk ekosistem sendiri yang unik,” jelas Opa, 53 tahun, yang sibuk bolak-balik Jakarta – Bitung selama sebulan terakhir ini.

FPSL 2019 akan berlangsung selama empat hari berturut-turut, 7 – 10 Oktober 2019, berpusat di kawasan Pasukan Satuan Patroli Pangkalan Utama TNI AL di Kota Bitung.

Sebelumnya ada rangkaian kegiatan yang mendukung kegiatan FPSL 2019 seperti latihan yoga oleh Anjasmara, lomba lari 10K, dan pengucapan syukur.

“FPSL 2019 mengangkat tema The Garden of Fish. Selat Lembeh itu bagai taman ikan yang menjadi tempat hidup dari ratusan jenis ikan yang berada di dalamnya. Dalam FPSL 2019 kita merayakan keberagaman budaya maritim kita yang sudah dikenal di seluruh dunia,” kata Opa menjawab ide besar penyelenggaraan FPSL tahun ini.

Sementara itu Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara Staf Khusus Gubernur bidang Pariwisata Dino Gobel mengatakan Ajang tahunan Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) 2019 didukung penuh Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw (OD-SK).

“Kegiatan FPSL mendapat dukungan dari Gubernur Sulawesi Utara Bapak Olly Dondokambey dan Wagub Bapak Steven Kandouw,” ungkap Gobel.

Apalagi lanjut Gobel, FPSL yang dilaksanakan 2-10 Oktober kali ini merupakan festival pertama dalam konteks menjadi bagian dari seratus Calendar of Events Wonderful 2019 yang merupakan program Kementerian Pariwisata RI di Sulawesi Utara.(Herman)