INIKAMPUS- Jelang Pemilihan Rektor (Pilrek) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, yang akan berlangsung pada tanggal 02 s/d 13 April 2018, menjadi tanda tanya besar bagi Mahasiswa. Pasalnya, Pilrek kali ini membuat para Mahasiswa bingung dengan tahapannya, bahkan berbagai isu mulai menggrogoti Unsrat.
Selaras dikatakan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsrat Combyan Lombongbitung, bahwa mengamati jalannya pilrek ada beberapa hal yang dari kami mahasiswa cukup kecewa, karena mahasiswa tidak dilibatkan dalam tahapan Pilrek 2018 ini.
“Kalau bisa tahapan pemilihan Rektor harus di sosialisasikan kepada ormawa dan mahasiswa, karena pengethuan mahasiswa tentang pilrek harus ada, agar supaya mahasiswa tidak mudah di provokasi. Serta, kami harap kalau bisa libatkanlah ormawa dan mahasiswa dalam pilrek, setidaknya dalam penyampaian visi-misi atau debat kandidat, bahkan bisa dibuat diskusi bersma mahasiswa agar siapapun yang nanti terpilih, mahasiswa dapat mengawal dan menagih janji (visi dan misi) yang telah di lontarkan,”tegas Combyan.
Combyan pun beranggapan, kalaupun ada aturan mahasiswa tidak boleh dilibatkan sedikitpun dalam pilrek, menurutnya itu sangat egois, karena yang nanti terpilih adalah rektornya mahasiswa.
“Ada contoh kampus lain di waktu pilrek, mahasiswa bisa aktif dan diberitahu tentang tahapan, bahkan juga ada saat dimana mahasiswa bisa berdiskusi, pemaparan visi dan misi bersama dengan calon-calon rektor. Saya kira, kalau pun mahasiswa bisa dilibatkan dalam hal-hal tersebut, itu mencegah terjadinya potensi provokasi-provokasi yang muncul yang membuat kampus tidak kondusif, sebab pikiran mahasiswa bisa teranalisis dengan bergulirnya tahapan pilrek,” tuturnya.
Seperti diketahui, hal tersebut merupakan terobosan baru di unsrat, karena sebelum-sebelumnya dalam pilrek, mahasiswa selalu diabaikan. “Tentunya terobosan ini untuk keharmonisan dan kemajuan kampus tercinta Universitas Sam Ratulangi,” tandas Combyan. (*/dyL)
