Berita Utama PEMERINTAHAN

Praktek Toleransi di Manado Ingin Ditiru Pemkab Bantul

Pemkab Bantul saling bertukar cindera mata dengan Pemkot Manado.
Pemkab Bantul saling bertukar cindera mata dengan Pemkot Manado.

INIMANADO – Pemerintah Kabupaten Bantul melakukan studi banding ke Kota Manado, Sulawesi Utara. Studi banding tersebut dilakukan untuk meniru praktik toleransi di kota ini. Apalagi Kota Manado di tahun 2017 mendapat predikat kota paling toleran se-Indonesia. Asisten Sekda Bidang Sumber Daya dan Kesejahteraan Pemkab Bantul, Totok Sudarto mengatakan, kunjungan kerja ini sebenarnya tidak dalam rangka belajar toleransi, tetapi meniru toleransi. Sebab, kata Totok, praktik toleransi sudah berjalan baik di Bantul.

“Itu (praktik toleransi) yang akan kami tiru. Walaupun sebenarnya tidak menakutkan juga kondisi toleransi di Bantul,” kata Totok saat menyampaikan sambutan saat kunjungan kerja Pemkab Bantul di Ruang Paripurna DPRD Kota Manado, Rabu (28/2/2018). Staf Ahli Wali Kota Manado Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Heri Saptono saat menyambut rombongan menjelaskan, praktik toleransi di Manado terwujud berkat usaha keras FKUB. Selain itu, juga berkat usaha tokoh agama lainnya di Manado.

“Selain FKUB, di Kota Manado juga ada Badan Kerjasama Antar Umat Beragama sampai tingkat lingkungan (tingkat RT) itu ada,” ungkapnya. Para tokoh yang tergabung di Badan Kerjasama Antar Umat Beragama, kata Heri, menjadi tokoh yang berada di garis terdepan menjaga kerukunan masyarakat. Para tokoh agama tersebut diharuskan memberikan ceramah atau dakwah yang menyejukkan. “Peran tokoh agama sangat menentukan sekali dalam membantu pemerintah kota Manado dalam mengupayakan kerukunan. Kemudian para tokoh agama seperti rohaniwan, pendeta dan tokoh agama lain tiap bulan kami berikan insentif Rp 1,5 juta,” jelasnya.

Insentif yang diberikan ke para tokoh agama, sambung Heri, salah satunya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Harapannya, para tokoh agama tersebut kemudian dapat fokus menjaga kerukunan masyarakat dari tingkah paling bawah. “Kami bersepakat kerukunan menjadi harga mati di Kota Manado. Selama ini antara gereja dengan masjid saling berdampingan (berdekatan) tidak menjadi masalah di Manado,” tutupnya. (Tim)