Inimanado- Wali Kota Manado G S Vicky Lumentut (GSVL) tak henti-hentinya mengingatkan dan memperkuat rasa toleransi antar umat beragama di Kota Manado. Menurutnya, rumah besar Manado terbuka untuk siapa saja, tanpa membedakan suku, agama, ras, dan etnis. Meski demikian, mereka yang berkeinginan untuk menetap dan menjadi warga Kota Manado, harus pula mengikuti aturan yang berlaku di Manado.
Seperti dikatakan Beliau saat menyampaikan sambutan dihadapan ratusan umat Hindu yang mengikuti upacara Pujawali Piodalan, dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-24 Pura Jagadhita, Kelurahan Taas, Kecamatan Tikala, Jumat (09/06) malam. “Manado adalah rumah besar kita bersama, yang isinya kita semua yang berbeda suku, etnis dan agama. Silahkan siapa saja boleh tinggal menetap dan menjadi warga Manado, yang penting harus ikut aturan yang ada di Manado. Karena belum tentu aturan yang ada di daerah lain sama dengan aturan di Manado. Pasti berbeda-beda,” tutur GSVL, sapaan akrab Wali Kota Manado.
Walikota Manado dua periode ini telah berkomitmen untuk memberikan ruang yang sama kepada semua warga Kota Manado tanpa memandang mayoritas ataupun minoritas.
“Di Manado tidak ada orang Bali, yang ada adalah orang Manado asal Bali. Atau tidak ada orang Jawa dan sebagainya yang ada adalah orang Manado asal Jawa dan seterusnya. Komitmen saya dan Pak Mor, dimasa pemerintahan kami ingin menjadikan Manado sebagai kota yang rukun, aman dan nyaman bagi warganya. Siapapun dan dari manapun mereka yang ingin beraktiftas di Manado, wajib hukumnya untuk ikut menjaga kota ini ,” pungkas Walikota yang mendapat penghargaan dari Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas-HAM) karena mampu menjaga kerukunan antar umat beragama di Kota Manado.
Dari informasi yang diperoleh, upacara Pujawali Piodalan yang dilaksanakan umat Hindu merupakan bentuk puja-puja persembahyangan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dilaksanakan bertepatan dengan munculnya bulan purnama.
Tampak hadir mendampingi Walikota GSVL, Wakil Walikota Mor Dominus Bastiaan SE dan Ketua DPRD Manado Nortje Van Bone. Juga Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Sulawesi Utara Drs Suryono, Ketua PHDI Manado Drs Ida Ketut Ali, serta Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Provinsi Bali mewakili Gubernur Bali yang datang bersama rombongan.
(*/dyL)