DINAMIKA DAERAH PEMERINTAHAN POLITIK

Warga Pulau Siau Diimbau Waspadai Luncuran Awan Panas Gunung Karangetang

Warga Pulau Siau Diimbau Waspadai Luncuran Awan Panas Gunung Karangetang
Asap putih membubung dari puncak Gunung Karangetang (Api Siau) di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulut.

inimanado.com, Manado – Warga pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) diimbau mewaspadai luncuran awan panas bila terjadi erupsi susulan Gunung Karangetang. “Caranya dengan tidak memasuki terlalu jauh ke wilayah yang mudah terjangkau bahaya bila terjadi luncuran awan panas. Minimalisasi dulu melakukan aktivitas pascaletusan Kamis dan Jumat kemarin,” kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi (pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Christian Laotongan di Manado, Sabtu (9/5). Christian menambahkan, saat ini tidak terjadi erupsi susulan seperti terjadi sebelumnya yang membawa material debu vulkanik, lava pijar serta material awan panas.

Namun, kata dia, kondisi seperti ini masih riskan bila warga harus kembali ke rumah untuk menetap atau melakukan aktivitas bertani atau berkebun. “Kami berharap jangan dulu kembali ke rumah sampai ada informasi status Gunung Karangetang sudah benar-benar aman. Bahkan kalau bisa jauhi kali atau sungai yang biasanya menjadi jalur turunnya luncuran awan panas,” katanya. Dia mengakui bahwa dari 454 warga pengungsi, terinformasi telah ada yang kembali ke rumah, namun masih takut menginap karena khawatir terjadi erupsi susulan.

Sehingga langkah yang paling baik, lanjut dia, tetap bertahan untuk sementara waktu di tempat-tempat pengungsian sambil menunggu informasi lanjutan. “BPBD juga terus berkoordinasi dengan pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi untuk mendapatkan informasi terkini terkait aktivitas vulkanik Gunung Karangetang. Informasi ini selanjutnya akan diteruskan ke masyarakat,” ujarnya. Sebanyak 454 warga yang diungsikan sekarang ini ditampung Gereja Tampuna Tarorane (99 jiwa), Gereja Basaha Tatahadeng (106 jiwa), Gereja Mesias Sawang (161 jiwa), dan Gereja Bandil (88 jiwa). (Yudi)