DINAMIKA DAERAH PEMERINTAHAN

ITA Fasilitasi Pengusaha Manado Dagang di Italia

ITA Fasilitasi Pengusaha Manado Dagang di Italia
Ilustrasi

inimanado.com,Amurang – Italian Trade Agency (ITA) membuka peluang bagi pengusaha di Manado untuk melakukan perdagangan dengan Italia. Hal ini karena banyak potensi yang bisa digarap untuk bisa diekspor ke Italia. “Selama ini hubungan perdagangan antara Indonesia dan Italia cukup baik,” ujar Trade Commisionerr Trade ITA Samuelle Porsia dalam Conference on Investment and Trade Opportunities in North Sulawesi di Sintesa Peninsula Hotel Manado, Selasa (9/6/2015). Porsia menambahkan hal ini dapat dilihat dari ekspor Indonesia ke Italia dari 2013 ke 2014 yang mengalami peningkatan, yait pada 2.128.608.268 EU naik sebesar 7,43 persen menjadi 2.286.858.978 EU Begitu juga untuk impornya pada 2013 mencapai 1.695.547.570 EU naik menjadi 1,61 persen menjadi 1.722.908.132 EU pada 2014. Menurutnya saat ini ekspor yang bisa dilakukan dari Sulut ke Italia berupa komoditas pertanian, perikanan dan pariwisata. Dipertanian banyak komoditas yang bisa diekspor seperti seperti kayu manis, pala dan cangkang kelapa sawit serta rempah-rempah lainnya. Begitu juga di perikanan selain ikan, yang bisa diekspor adalah cangkang kerang.”Ini merupakan peluang bagi pengusaha Sulut untuk dapat menjual komoditas unggulan ke Italia,” ungkapnya. Selain itu, ITA juga telah bisa menjembatani dalam bidang pariwisata, agar wisatawan dari Italia berkunjung ke Sulawesi Utara. Padahal Sulut memiliki potensi yang cukup besar dibidang pariwisata, namun saat ini promosi yang dilakukan masih kurang. Sehingga informasi yang diperoleh warga Italia mengenai wisata di Bumi Nyiur Melambai masih kurang. Sehingga, tak heran banyak wisatawan dari Italia yang lebih memilih Bali, Yogyakarta maupun tempat lainnya dibandingkan dengan Sulut.

Belum lama ini pihaknya telah memberikan fasilitas kepada lebih dari 100 pengusaha di Indonesia untuk datang Italia, untuk menjajaki bisnis dengan pengusa Italia. Sedangkan dari Italia, Indonesia banyak mengimpor perbagai mesin-mesin untuk produksi dan teknologi lainnya. Sedangkan Representative indonesia Swiss Import promotion programme (Sippo) Aris Darujo mengungkapkan Swiss membutuhkan rempah-rempah dari Sulut dan kayu olahan. Namun demikian dengan standar yang sesuai Eropa. “Selain itu, produk turunan kelapa juga dibutuhkan oleh negara Swiss,” ungkapnya. Namun ekspor yang dilakukan bukan hanya kepada Swiss saja, melainkan pula dengan negara-negara eropa lainnya, yang berpotensial. “Kami bantu untuk fasilitasi, agar pengusaha dari Sulut bisa ekspor komodtas unggulan di Sulut,” katanya. Wakil Ketua Kadin Sulut Johny Lieke mengungkapkan kegiatan ini merupakan bagian dari kerjasama antara Kadin Sulut dan Regional Economic Development Institute (Redi). “Diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata, diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata, terutama UKM,” tuturnya. Sedangkan program Centre for Investment and Trade Advisory (Citra), yaitu memberikan kesempatan seluas-luasnya pengusaha agar dapat dijual di dalam maupun luar negeri. “Kami harapkan dengan kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi pengusaha maupun UMKM,” katanya. Direktur Redi Indra N Fauzi mengungkapkan Citra merupakan program penguatan kapasitas yang dilaksanakan oleh Redi bekerjasama dengan Kadin di enam provinsi, yaitu. Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Maluku dan Nusa Tenggara Barat. Satu diantara tujuan program Citra adalah untuk membangun jejaring antara pelaku usaha lokal, nasional dan asing dalam mempromosikan iklim investasi dan perdagangan yang lebih baik untuk pembangunan berkelanjutan di Indonesia Timur. Selain itu, untuk mewujudkan tujuan program tersebut Citra sudah melakukan kegiatan kunjungan ke perwakilan dagang negara-negara Eropa di Jakarta yang diikuti oleh anggota Kadin dari Sulut. (Yudi)