Inimanado – Munculnya surat edaran DPP yang menyetujui Golkar Minsel dipersilahkan menggelar Musyawarah Daerah (Musda) ke III di awal Agustus ini, dinilai suatu gambaran bahwa suara Ketua DPD Golkar Sulut Stefanus Vreeke Runtu (SVR) tidak lagi didengar oleh Setya Novanto Ketum DPP Golkar.
Menurut dedengkot Golkar Sulut Drs Ruben Saerang, surat edaran DPP yang merestui digelarnya Musda ke III di Minsel, adalah indikator bahwa SVR tidak sekuat yang dibayangkan banyak orang. Karena kalau memang SVR berpengaruh di DPP, dia mampu mempertahankan keputusannya membela Drs Robby Sangkoy yang diangkatnya sebagai Ketua Golkar Minsel. Atau paling tidak SVR mampu mencegah munculnya surat DPP yang merestui di gelar Musda ke III di Minsel.
Menurut Saerang lagi, kondisi ini merupakan tanda awas bagi SVR yang tidak boleh memaksakan kehendak sementara situasi dan kondisi lapangan menghendaki suatu reformasi di tubuh Golkar kabupaten dan golkar Sulut secara keseluruhan. Sikap DPP yang menyetujui di gelar Musda ke III yang rekonsiliatif, akomodatif dan demokratis dinilainya sebuah keputusan yang rasional. Dimana ada hal hal pribadi yang harus dikesampingan demi kebesaran partai secara global.
“Membuang seorang kepala daerah adalah suatu tindakan yang sangat bodoh, sebab partai bekerja keras untuk menjadikan kader partai seorang kepala daerah. Sehingga disinilah kearifan DPP mencermati sosok Christiany Euginia Paruntu yang tidak lain adalah Bupati Minahasa Selatan,” ujar Saerang.(franny)