inimanado.com, MANADO – Mendengar ada batu yang dibanderol dengan harga Rp 1 miliar, Toni Giong, pengunjung pameran batu akik di lantai bawah Megamall Manado pun terperangah kaget. Dia pun mengaku sempat tidak percaya kalau batu tersebut dijual seharga rumah di kawasan elite. “Saya sempat tidak percaya kalau ada batu yang harganya sampai seperti itu (Rp 1 miliar),” ujar Toni kepada wartawan, Rabu lalu. Pameran batu akik yang berlangsung sejak 1 Mei dan akan berakhir pada Sabtu (9/5) ini memang mampu menyedot pengunjung.
Toni sendiri begitu mendengar kabar itu dari seorang temannya menjadi penasaran dan langsung datang ke Megamall. Apa yang dia dengar ternyata benar adanya. Adalah Eyi Ibrahim, si pemilik batu seharga Rp 1 miliar itu. Dia mengatakan, batu tersebut sebenarnya tidak akan dijualnya karena memiliki keunikan yakni berupa pasir di dalam batu. Namun dia rela saja melepas batu yang sudah diasahnya berbentuk mata cincin itu tapi jika ada yang berani menebus dengan angka Rp 1 miliar.
Batu berwarna putih yang diberi nama kantong semar itu tampak memiliki pasir di dalamnya. Menurut Ibrahim keunikan itu terjadi secara alami tanpa direkayasa. Makanya harga batu itu sangat fantastis. Tak hanya itu, dia juga memiliki batu dalam bentuk liontin yang dia banderol ratusan juta rupiah. “Batu yang ini sudah pernah ditawar untuk ditukar dengan mobil Toyota Fortuner, tapi saya menolak,” ungkapnya dengan nada tegas.
Keunikan batu yang bernama colored stones grade report ini terletak pada corak yang berbentuk gambar orang zikir. Batu seperti itu juga ada dalam bentuk cincin kecil yang dia banderol dengan harga Rp 50 juta. Menurutnya, batu tersebut sebelumnya dalam bentuk bongkahan dan dia dibeli seharga Rp 1 juta perkilogram. Namun karena saat dipoles berbentuk unik, makanya menjadi mahal. Semua batu yang berharga fantastis itu dilengkapi dengan sertifikat dari laboratorium yang menurutnya mengesahkan batu itu adalah asli bukan buatan atau imitasi.
Batu unik dengan harga fantastis juga dimiliki Faizal Suma. Batu berwarna merah, hijau, dan biru itu ketika dicelupkan dalam air akan menyala seperti lampu. Nyala batu itu hanya akan muncul ketika dicelupkan ke air yang bersih. Jika air kotor, tidak akan menyala. Beberapa pengunjung pun dia persilakan untuk memeriksa batu tersebut, apakah sumber nyala tersebut berasal dari lampu atau baterai. Pengunjung dibebaskan untuk membuktikannya sendiri.
Para pengunjung pun tampak kaget karena tak mendapati ada barang lain untuk membuat batu itu menjadi menyala terang. Menurut Suma, batu itu menjadi warisan sejak 11 tahun lalu dari almarhum ayahnya yang bekerja sebagai pelaut. “Batu itu peninggalan ayah saya yang mewariskannya kepada saya,” ujarnya.
Batu yang diberi nama mustika air menurutnya berasal dari daerah Bandung, tapi sangat jarang untuk bisa ditemui. Batu itu tak memiliki khasiat khusus, hanya tampak tampilannya unik karena bisa menyala saat dicelupkan di dalam air. Untuk harga dia membanderol Rp 10 juta. Menurutnya, sudah ada yang menawar Rp 7 juta tapi belum dia berikan mengingat batu itu hanya ada tiga padanya. (Yudi)