inimanado.com, Amurang – Keputusan pemerintah untuk menghentikan peredaran baju-baju bekas impor atau yang dikenal dengan sebutan Cakar Bongkar atau Cabo sangat disayangkan oleh pedagang dan masyarakat. Bagi masyarakat golongan menengah kebawah, Cabo merupakan pilihan untuk mendapatkan baju-baju import berkualitas baik dengan harga yang sangat terjangkau. Seperti pantauan wartawan di Pasar Karombasan, Selasa (2/6/2015) pagi tadi, terlihat masyarakat “menyerbu” Cabo yang masih banyak di pasar tradisional ini.
Salah-satu pedagang yang mengaku bernama Jufri berharap pemerintah menimbang kembali larangan menjual baju bekas impor. “Bajual Cabo ini so jadi torang pe pancarian. Hari-hari kita makang dari bajual Cabo. Deng torang nyanda mungkin mo bajual kalo orang-orang nyanda perlu ni Cabo. Apalagi so nda lama Idul Fitri, lebe banyak le itu yang ba cari Cabo. Jadi kiranya pemerintah jaga inga akang pa torang”, tutur Jufri dengan dialeg Manado kental. Rahmi Salim, warga Pineleng, salah satu pembeli Cabo juga menambahkan kalau pemerintah harusnya bisa mencari kebijakan lain tanpa menghentikan peredaran Cabo. “Bagi rakyat kecil seperti kami, Cabo ini sudah jadi salah satu jalan untuk memenuhi kebutuhan pakaian. Kalo di toko uang 50 Ribu tidak bisa membeli pakaian dewasa, tapi di Cabo bisa. Soal bakteri yang dipermasalahkan selama ini sederhana saja, masyarakat cukup diingatkan untuk mencuci dulu pakaian Cabo yang dibeli sebelum dipakai”, tukas Rahmi. (Yudi)