Manado — inimanado.com.Kepala Karantina Pertanian, Donni Muksyidayan menyebutkan produk
olahan kelapa asal Sulawesi Utara (Sulut) saat ini adalah komoditas pertanian unggulan ekspor.
Berdasarkan data pada sistem perkarantinaan, IQFAST diwilayah kerjanya pada periode Januari sampai dengan Juni 2020 tercatat sertifikasi ekspor olahan kelapa sebanyak 82.221 ton dengan nilai ekonomi mencapai Rp. 570.195 milyar atau naik 188% Dibandingkan periode sama ditahun sebelumnya yang hanya berhasil membukukan 74.204 ton dengan nilai Rp.303.263 milyar saja.
“Tren peningkatannya cukup
signifikan. Dan kami selaku otoritas karantina pertanian di Manado siap memfasilitasi percepatannya,” kata Donni saat memaparkan perannya pada Webinar yang diselenggarakan oleh Garuda Indonesia Branch Office Manado melalui Vidcon.
Webinar dengan tema UMKM Sulut Maju dengan Kirim Aja ini menghadirkan pembicara kunci Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Sulut, Drs. Edwin Kindangen ini dihadiri sebanyak 55 peserta.
Menurut Donni, sejalan dengan Gerakan Tigakali Lipat Ekspor (Gratieks) yang digagas Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo,red) pihaknya membuka kerjasama dengan semua pihak dalam mendorong peningkatan ekspor dari Sulut.
Sinergisitas yang dibangun diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kawasan pertanian berorientasi ekspor. Karantina Pertanian Manado menyiapkan fasilitas klinik ekspor yang dapat mengakses peta potensi komoditas pertanian yang telah dapat menembus pasar ekspor dari Sulut.
“Informasi dari aplikasi IMACE ini berisikan data real time, sehingga kita bisa fokus pada pengembangan komoditas tersebur,” jelasnya.
*Hiliriasasi Produk Pertanian*
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil mengapresiasi kegiatan ini. “Ini langkah sinergisitas yang harus terus ditingkatkan. Sulut berdasarkan catatan kami memiliki potensi produk kelapa yang besar dan telah diekspor dalam produk olahan, harapannya selain bernilai tambah bagi UMKM pengolahnya juga bisa dibagi nilai tambah ini untuk petani kita agar tetap bersemangat,” tutur Jamil.
Lebih lanjut, Donni menambahkan bahwa fasilitas layanan karantina diwilayah kerjanya juga ditujukan untuk semua pelaku usaha termasuk usaha kecil menengah mikro. Para pelaku usaha juga dimudahkan dengan sistem pembayaran PNBP melalui non tunai. “Selain mempermudah juga menjamin tidak ada biaya lain diluar kuitansi sekaligus menghindari pungli. Dengan demikian produk pertanian Sulut makin memiliki daya saing tnggi,” sambungnya.
Turut hadir dan menjadi narasumber drh. Donni Muksydayan Kepala Karantina Pertanian Manado, Agny Gallus Sales Manager Garuda Indonesia, Hatta Kepala BKIPM Manado dan Mac Fee General Manager Garuda Indonesia. (Cristian)