INIMANADO – Menyongsong Pemilu 2019, Partai Hanura Sulut mulai diperhitungkan. Apakah gerangan? Ternyata magnet yang membuat hingga Partai Hati Nurani (Hanura) diperhitungkan tidak lepas dari ketokohan Ketua KNPI Sulut Jackson Kumaat yang diangkat sebagai Ketua Partai Hanura Provinsi Sulawesi Utara. Dan Benny Rhamdani sebagai Wakil Ketua DPP Partai Hanura.
Menurut dosen Fakultas Hukum UNPI Manado Ronny Kasalang SH MH, Hanura Sulut saat ini menjadi salah satu partai yang di lirik oleh para politisi politisi untuk membangun karir politik. Ini disebabkan ketokohan Jacko di Sulut yang terkenal petarung politik dan terkenal memiliki komitmen tinggi. Karakter Jacko inilah yang telah mendorong politisi untuk bergabung dengan Hanura.
Ditempat terpisah Wanda N Turangan SPd MPd salah satu dosen Universitas Terbuka (UT) Manado berpendapat, selain Jacko, penyebab Hanura jadi partai seksi di Sulut dikarenakan adanya ketokohan anggota DPR RI Benny Ramdhani (Brani) yang merangkap sebagai Wakil Ketua DPP Hanura, telah menjadi pemicu hingga Hanura di Sulut jadi partai yang diperhitungkan. Dia memandang Jacko muncul sebagai Ketua Hanura Sulut karena kepiawaian Rhamdani mencari figur figur berkwalitas untuk ditempatkan sebagai ketua partai. “Duo Rhamdani dan Jacko di partai ini, telah mengubah image Hanura menjadi partai yang diperhitungkan di Sulut,” ujar mantan Wulan Minahasa Selatan ini.
Baik Turangan maupun Kasalang berpendapat bahwa dua tokoh diatas ini mampu menyedot perhatian politisi dan masyarakat, namun keberhasilan ini masih harus diuji dengan kesuksesan seberapa besar mendulang kursi di DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten kota. Turangan yang jebolan Universitas Negeri Manado (Unima) menganjurkan, untuk mendulang suara yang signifikan di pileg, Rhamdani dan Jacko harus jeli dalam pengusungan calon calon legislatif.
Konversi suara dalam sistem pemilu yang tidak lagi menggunakan BPP (bilangan pembagi pemilihan) tapi menggunakan metode sainte lique murni atau suara partai dibagi dengan bilangan ganjil, sangat menguntungkan perolehan suara partai yang besar. “Sehingga inilah yang menjadi acuan sehingga kami mendorong agar elit elit partai itu harus peka dalam mengusung calon legislatif,” ujar Turangan.(ran)