Inimanado- Wakil Walikota Manado Mor D Bastian menghadiri Ibadah agung dalam rangka memperingati Hari Raya Pentakosta atau Hari Pencurahan Roh Kudus dilaksanakan Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Sulawesi Utara (Sulut), yang berlangsung di ruang Serbaguna Kantor Walikota Manado, Selasa (13/06).
Dari informasi yang diperoleh, Ibadah agung ini mengangkat tema dengan semangat api Pentakosta, kita bertumbuh dalam kepenuhan Kristus menuju gereja yang sempurna.
Terlihat, Ibadah yang berlangsung semarak ini menghadirkan pembicara Pdt Benny Tatimu dari Jakarta dan dihadiri para ketua Sinode yang tergabung dalam PGPI Sulut, tokoh agama dan seluruh jemaat dalam komunitas PGPI Sulut.
“Harapan kami dengan pelaksanaan ibadah agung ini, dapat menjadikan jemaat lebih dewasa dalam rohani, sehingga tidak mudah goyah atau terpengaruh oleh ajaran palsu yang menipu yang menolak Kristus,” ujar Wakil Ketua Panitia Pelaksana Pdt Ronny Luwuk.
Sementara itu, dalam sambutan Walikota Manado G S Vicky Lumentut yang dibacakan Wakil Walikota Mor D Bastiaan, bahwa melalui perayaan Hari Raya Pentakosta akan mengokohkan tekad dan komitmen dalam melayani Tuhan dan sesama manusia.
“Perkenankan saya atas nama Pemerintah Kota Manado, atas nama pribadi dan keluarga dengan penuh kasih menyampaikan Selamat Hari Raya Pentakosta. Semoga hikmah ibadah perayaan ini akan semakin mengokohkan tekad dan komitmen kita dalam melayani Tuhan dan sesama kita, dalam medan pengabdian kita masing-masing,” harap Wawali Mor, sapaan akrab Wakil Walikota Manado ini.
Lanjut dikatakannya, perayaan Pentakosta merupakan bagian yang penting dalam rangkaian karya penyelamatan Allah bagi kita umat manusia, namun terkadang perayaannya tidak sesemarak perayaan Paskah atau Natal. “Padahal makna yang terkandung dalam peristiwa Pentakosta sangat mendalam. Dimana, melalui peristiwa ini seluruh umat Tuhan dipersatukan dalam satu iman melalui curahan Roh Kudus,” tuturnya.
Untuk diketahui, Beliau mengajak umat Kristen di Kota Manado untuk bersatu meskipun dalam berbagai perbedaan, seperti perbedaan suku, kepribadian, bahasa, status sosial dan lainnya.
“Melalui semua itu, saya percaya akan terbangun sikap, niat dan komitmen kita bersama untuk mewujudkan Sulawesi Utara dan Kota Manado menjadi lebih baik,” tandas Wawali Mor.
(*/dyL)