Inimanado – Badan Narkotika Nasional (BNN) akan mempolisikan tim dokter Muhammad Hoesin (RSMH) tim dokter pemeriksaan kesehatan Bupati Ogan Ilir nonaktif, AW Nofiadi yang ditangkap saat mengkonsumsi narkoba belum lama ini. Dengan dugaan adanya konspirasi tim pemeriksaan kesehatan calon kepala daerah dengan bupati Ogan Ilir. Terkait dengan persoalan ini Bawaslu Sulut warning pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulut sebagai pihak yang nantinya ditunjuk pihak KPU dalam melakukan tes kesehatan calon bupati Bolmong dan Sangihe.
Menurut Kordinator Divisi Pencegahan dan Hubla Bawaslu Sulut Johnny A Suak SE Msi, disetiap musibah harus diambil hikmahnya, termasuk peristiwa di Ogan Ilir harus diambil makna positifnya sehingga hal-hal yang melanggar aturan harus dihindari dan dicegah dari awal. Dia mengharapkan juga pihak IDI Sulut yang nantinya memeriksa kesehatan calon kepala daerah Bolmong dan Sangihe benar-benar mengedepankan profesionalitas profesi.
Dosen Fisip Unsrat Manado ini mengatakan lagi, bahwa Bawaslu Sulut akan terus mengawal pelaksanan pilkada Bolmong dan Sangihe sejak dari tahapan awal, termasuk mengawal tahapan penjaringan dan seleksi panwas kabupaten benar-benar murni sesuai hasil seleksi sehingga mendapatkan orang-orang yang berintegritas
Dapat diinformasikan, meski tim dokter RSMH telah menyatakan bertindak profesional dalam pemeriksaan kesehatan kepala daerah saat Pilkada lalu namun Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Budi Waseso (Buwas) tetap ragu dan curiga dengan hasil tersebut. Bahkan BNN akan menyerahkan masalah tim dokter pemeriksaan kesehatan Bupati Ogan Ilir nonaktif, AW Nofiadi pada saat tahapan tes kesehatan pilkada lalu ke Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Demikian disampaikan Kepala BNN RI, Komjen Pol Budi Waseso dalam keterangan persnya usai dialog interaktif di Aula UIN Raden Fatah Palembang, Selasa (29/3). Buwas menyampaikan laporan terhadap tim pemeriksaan kesehatan AW Nofiadi ke pihak kepolisian lantaran diduga adanya pelanggaran pidana. Kecurigaan itu muncul lantaran hasil tes yang dilakukan BNN dari tiga media yakni urine, darah dan rambut Nofiadi positif narkoba.
Sementara Nofiadi sendiri lanjut Buwas proses hukumnya terus ditindaklanjuti dengan melakukan pemeriksaan kasusnya. “Kita menyampaikan ke Polri sebagai langkah-langkah pidananya. Karena dimungkinkan penyalahgunaan kewenangan tim pemeriksaan kesehatan yang bersangkutan,” kata Buwas. Kecurigaan itu muncul lantaran hasil tes yang dilakukan BNN dari tiga media yakni urine, darah dan rambut Nofiadi positif narkoba.”Dan keterangan saksi-saki sudah lama memakai, sejak mahasiswa. Jadi tidak mungkin tidak ketahuan pada saat diperiksa kesehatan saat mencalonkan,” tukas Buwas. Buwas menegaskan pihaknya menduga ada rekayasa dalam tes kesehatan tersebut. “Yang harus tanggung jawab yang periksa saat itu. Kita akan periksa juga kenapa bisa lolos? Dulu periksanya bagaimana?,” ujar Buwas di kantornya.
Menurut Buwas dengan adanya kejadian tertangkapanya kepala daerah yang baru saja dilantik, ia akan berkoordinasi dengan KPU dan Bawaslu. Menurutnya tes kesehatan calon kepala daerah harus jeli dan berdasarkan standar yang baik. “Sebetulnya begini, seyognya di laboratorium harus jeli. Kita kan punya standar dalam pemeriksaan lab. Itu yang harus dipenuhi,” katanya. Bahkan dalam aturannya nanti kepala daerah akan diperiksa secara berkala dan secara mendadak. “Komitmen kami akan mengawasi kepala daerah baik dalam seleksi pencalonannya maupun proses perjalannya menjalankan pemerintahan,” tukasnya. Sementara sebelumnya 25 tim dokter yang saat itu melakukan pemeriksaan mengaku siap untuk diperiksa oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) atas tuduhan tersebut. Komite Medik RSMH Palembang Zulkhair Ali menerangkan, jika pada pemeriksaan seluruh keputusan selalu dilakukan rapat internal kepada tim dokter yang telah ditunjuk. Sehingga, pihaknya meyakini tidak ada manipulasi data hasil tes kesehatan terhadap Ahmad Wazir Nofiadi kala itu.
“Seluruh dokter bekerja dengan kode etik bahkan sudah disumpah. Kami profesional saat melakukan tes. Tidak ada rekayasa apapun,” tegas Zulkhair saat itu. Tertangkapnya Bupati Ogan Ilir AW Nofiadi Mawardi memang ibarat bola salju yang terus membesar dan menyeret sejumlah pihak lain di luar lingkaran kasusnya sendiri. Seberapa akurat kah tes kesehatan yang dilakukan ketika AW masih berstatus sebagai calon bupati? Pertanyaan tidak hanya hadir dari masyarakat, namun juga dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo. Karena itu mantan Sekjen DPP PDI Perjuangan ini meminta pengusutan dilakukan secara mendalam.
“Saat test kesehatan (pada saat pencalonan,red), itu kan ada keharusan bukti positif yang bersangkutan negatif narkoba,” ujar Tjahjo. Menurut Tjahjo, pengusutan juga perlu dilakukan hingga ke rumah sakit dan dokter yang melakukan test kesehatan terhadap AW. Langkah ini penting, untuk mengetahui mengapa hasil pemeriksaan bisa lolos dan tidak terdeteksi AW pecandu narkoba. “Harus diusut serta dokternya, kemudian rumah sakitnya. Kenapa sampai bisa lolos,” ujar Tjahjo. (fran)