inimanado.com, Amurang – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara masih menunggu penetapan kajian dari pemerintah pusat berkaitan dengan pengaturan barang dan penumpang sebelum dioperasikannya kapal roll-on/roll-off (Roro) Bitung – General Santos. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Provinsi Sulawesi Utara Joi Oroh mengatakan penetapan tersebut berkaitan dengan kajian yang telah dilakukan oleh instansi terkait misalnya Ditjen Bea Cukai dan Ditjen Imigrasi. “Kami masih menunggu penetapan kajian. Proyek ini kan antar negara jadi penetapan ada di pusat,” katanya, Selasa (12/5). Dia mengungkapkan pada tingkat pemerintah provinsi, lanjutnya, sebenarnya sudah ada kesepahaman bahwa rute kapal ini harus segera direalisasikan karena akan meningkatkan arus barang dan penumpang di kedua daerah. Hanya saja, sebelum pengoperasian tersebut pihaknya bersama instansi lainnya melakukan kajian untuk pengaturan barang dan penumpang sehingga perlu ada persiapan. “Kapan penetapan keluar tergantung pusat. Mungkin pengoperasian kapal itu tidak dilakukan bulan ini,” katanya.
Menurutnya, rute kapal Roro itu diusulkan dari Bitung-Melonguane-Miangas lalu menuju General Santos City di Filipina. Pelayaran Bitung-Melonguane-Miangas sebenarnya sudah ada sehingga dia berharap rute kapal Roro baru itu akan menggunakan rute tersebut sebelum bertolak ke General Santos City. Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Minahasa Utara Daniel Pesik mengungkapkan secara geografis pembukaan perdagangan Indonesia-Filipina via pelabuhan internasional Bitung akan memangkas harga produk. Menurutnya, selama ini pintu masuk kontainer impor harus melalui pelabuhan internasional. Padahal, di Jawa antrian kontainer di pelabuhan sehingga menambah durasi pengiriman. Belum lagi, dari sisi jarak, Jawa-Bitung sangat jauh. “Kalau Jakarta-Manado itu biaya 1 kontainer sama biaya pengiriman dua kontainer. Dengan dibuka rute Davao-Bitung, jarak lebih dekat dan lebih cepat,” katanya.
Akhirnya, lanjutnya, harga produk menjadi lebih murah karena biaya transportasi yang lebih rendah. “Masyarakat senang, pelaku usaha lokal juga senang.” Namun, dia berharap agar ke depan seluruh barang bisa masuk ke pelabuhan internasional Bitung. Pasalnya, saat ini hanya produk makanan, garment dan elektronik yang diizinkan masuk. Sementara, untuk produk lain masih melelaui pelabuhan internasional lainnya. “Kalau semua barang bisa masuk Bitung, kan harga barang di Indonesia timur bisa lebih murah,” ujarnya. (Yudi)