Berita Utama PENDIDIKAN

Rektor Unsrat Terapkan Kuliah “Sit In” Untuk Mahasiswa Korban Bencana

FB_IMG_1518708513512-696x464

INIKAMPUS – Gempa dahsyat dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah (Sulteng), memang telah melumpuhkan berbagai sektor termasuk pendidikan. Diperkirakan ribuan mahasiswa Sulteng tidak bisa lagi melanjutkan proses perkuliahannya karena kampus yang mereka tempati ambruk dan rusak berat.

Salah satu kampus yang berhenti beroperasi yakni Universitas Tadulako (Untad) Palu. Meski demikian, mahasiswa Untad tetap bisa mengikuti kuliah dalam program sit in di beberapa kampus di Indonesia yang menyatakan kesediaannya untuk membantu.Salah satunya adalah Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) sebagai kampus terdekat.

Rektor Unsrat, Prof DR Ir Ellen Joan Kumaat MSc DEA mengeluarkan kebijakan ini sesuai dengan pengumuman resmi Majelis Rektor PTN se-Indonesia (MRPTNI) dan Forum Rektor Indonesia (FRI), dimana sekira 37 perguruan tinggi di Indonesia termasuk Unsrat, menyatakan kesediaan membantu pelayanan pendidikan di daerah yang terdampak bencana yakni Sulteng.

“Jadi karena pelayanan pendidikan di Untad tidak bisa berjalan hingga batas waktu tertentu, maka Unsrat menyiapkan diri untuk menerima mahasiswa Untad,” jelas Kumaat,

Menurutnya, mahasiswa Untad yang ditampung perkuliahannya akan menjadi mahasiswa titipan di Unsrat. Jika Untad sudah siap menerima kembali, mereka akan dipulangkan untuk melanjutkan kuliah di sana.

“Mahasiswa Untad dipersilakan untuk dapat mengikuti program sit in pada 11 fakultas yang ada di Unsrat.
Ada beberapa prosedur program “sit in” bagi mahasiswa Untad. Mahasiswa dipersilakan segera menghubungi rektorat Unsrat atau dekan fakultas yang berkesesuaian dengam membawa kartu mahasiswa.

“Selanjutnya data mahasiswa peserta program sit in tersebut akan dicatat dan dilaporkan ke Untad untuk mendapat konfirmasi dan persetujuan,” terangnya.

Ditambahkan pula, Unsrat juga bersedia menfasilitasi mahasiswa Untad yang akan menjalani program KKN.

“Untuk semua kebijakan ini, Unsrat tidak memungut biaya apapun bagi mahasiswa Untad yang terdampak bencana, silahkan datang dan mendaftarkan diri, kami akan melayani sebaik dan senyaman mungkin, sehingga mereka bisa kuliah kembali. Untuk nilai mata kuliah tetap akan menjadi tanggung jawab Untad,” jelas Kumaat.

Kuliah Sit In merupakan istilah untuk ikut duduk, melihat, mendengar, dan mengamati saat dosen mengajar. Rektor dan segenap jajaran Unsrat ikut menyampaikan rasa dukacita dan berbelasungkawa atas bencana alam di Sulteng yang telah merengut nyawa ribuan orang.

“Duka yang dirasakan masyarakat Sulteng juga menjadi duka kita semua khususnya civitas akademika Unsrat karenanya kami membuka pintu selebar-lebarnya bagi mahasiswa Untad yang terdampak bencana, agar bisa terus menempuh pendidikan dengan kuliah sementara di Unsrat, silahkan datang dan bergabung bersama kami,” pesan rektor Kumaat. (*/dyL)