PEMERINTAHAN

Pengendara Speedboat Merugi Karena Kunjungan Turis ke Bunaken Turun

Pengendara Speedboat Merugi Karena Kunjungan Turis ke Bunaken Turun
Dua sejoli asal Inggris Jonathan Stanly dan Bondas melewati kubangan berlumpur di tepian Pelabuhan Calaca untuk menaiki perahu, Rabu (9/10/2013). Rusaknya fasilitas yang tak kunjung diperbaiki menyulitkan para wisatawan yang akan mengunjungi Pulau Bunaken, Manado Tua, Siladen dan lainnya.

inimanado.com, Amurang – Penurunan kunjungan wisatawan ke Bunaken berimbas pada turunnya pendapatan para pengendara Speedboat yang mangkal di dermaga Kalimas Pasar 45 Manado. Mereka hanya memperoleh satu penumpang reguler dalam satu minggu. Afik Muhammad salah satu pengendara mengaku merugi karena pemasukkan tak bisa menutupi pengeluaran. Ia membeber, ongkos satu kali perjalanan Kalimas – Bunaken adalah 1 juta. Sementara ia musti mengeluarkan uang ratusan ribu sekali jalan. “Saya musti keluar uang untuk beli bensin 100 liter serta biaya makan, belum lagi biaya perawatan,” kata dia. Afik kini tinggal mengandalkan tamu pesanan. Ia membeber, jumlah tamu pesanan tak tentu. Dalam seminggu bisa dua, satu atau tak ada sama sekali. “Penumpang reguler adalah yang datang di sini, sementara tamu pesanan adalah yang pesan lewat ponsel secara langsung ke pengusaha,” kata dia. Untuk meraup tamu pesanan, ia mengaku menjalin hubungan baik dengan sejumlah guide maupun pekerja hotel. Ia beruntung karena pekan ini sudah mendapatkan tamu pesanan. “Ada orang telepon saya, dia booking perahu,” kata dia. Mujia, pengendara lainnya, mengatakan, jumlah penumpang turun drastis ketimbang tahun lalu. Pada akhir tahun lalu, kata dia, para pengendara bisa menggaet dua penumpang setiap hari. “Turun jauh sekali,” ujarnya. Salah satu penyebab menurunnya pendapatan para pengendara, beber dia, adalah makin banyaknya jumlah speed boat. Jumlah speed boat serta perahu taksi kini 80 an, naik 10 persen dari tahun lalu. “Jumlah speed boat terus bertambah, namun tetap tertib, kita pakai sistem giliran, seperti sistem angkot,” ujarnya. Asoi, pengendara lainnya mengeluhkan belum rampungnya dermaga. Beber Asoi, satu dermaga belum beratap, satunya lagi tempat tambatan perahunya belum selesai. “Dermaga penuh sesak dengan speed boat, tamu tak senang, kami juga tak nyaman,” katanya. Kondisi dermaga yang buruk, menurut dia, juga jadi salah satu faktor penyebab turunnya jumlah turis. Apalagi, sampah masih berserakan di sekitar dermaga. “Makanya kami minta pemerintah perhatikan dermaga ini,” ujarnya. (Yudi)