DINAMIKA DAERAH EKONOMI PEMERINTAHAN

PDIP ‘Hanya’ Jadi Wakil Walikota Pasti Kalah, Sejarah Mencatat

Jonru dan Vonny Paat Diusung PDIP Jadi Calon Walikota Tomohon
Ilustrasi

inimanado.com, Amurang – Semenjak perhelatan pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kota Manado menggunakan sistem pemilihan langsung, tercatat belum ada satu kalipun calon yang diusung PDI Perjuangan memenangkan pertarungan. Diawali pada periode 2005-2010, kala itu, PDI Perjuangan memajukan pasangan Wempie Frederick dan Jeremia Damongilala. Wempie yang merupakan incumbent merupakan kader loncatan dari Partai Golkar. Sementara, Jeremia Damongilala adalah kader asli partai banteng moncong putih, yang pada saat itu juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Manado. Keduanya harus mengaku kalah dari pasangan Jimmy Rimba Rogi dan Abdi Buchari. Pada 5 tahun kemudian dalam pemilihan kepala daerah periode 2010-2015, PDI Perjuangan memajukan Marhani Pua dipasangkan dengan Richard Sualang. Lagi-lagi PDI Perjuangan harus gigit jari karena dikalahkan oleh GS Vicky Lumentut dan Harley AB Mangindaan. Namun, yang menjadi catatan penting bukan karena ketidakmampuan PDI Perjuangan, tapi ada dugaan jika para kader tak terlalu bekerja keras, karena melihat kader partai yang hanya dimajukan menjadi papan 2 atau hanya calon wakil walikota. Bahkan, pada tahun 2010, PDI Perjuangan yang memiliki 5 kursi di DPRD Kota Manado justru hanya menjadi calon wakil walikota dari Marhani Pua yang diusung oleh Partai Damai Sejahtera (PDS) yang justru hanya memiliki 2 kursi saja. “Memang sudah jelas kalau kader tak terlalu keras bekerja karena kader kami hanya jadi ban reserev. Mungkin kalau kader yang walikota, hasilnya bisa berubah,” kata beberapa pengurus PDI Perjuangan asal Kecamatan Tikala kepada wartawan. Menurut mereka, jika kali ini kader PDI Perjuangan lagi-lagi dimajukan sebagai Wakil Walikota, maka tradisi kekalahan PDI Perjuangan akan terus berlanjut. “Tapi kalau maju menjadi Walikota, kami tentu akan benar-benar bekerja keras karena ini demi kepentingan partai,” ujar para kader yang meminta nama mereka dirahasiakan dulu. (Yudi)