Berita Utama PENDIDIKAN

Kandou Cs Adopsi Pengelolaan Sampah Negeri Sakura

Suasana saat Tim melihat langsung seorang warga Jepang yang sangat disiplin dengan kebersihan
Suasana saat Tim melihat langsung seorang warga Jepang yang sangat disiplin dengan kebersihan

Inimanado- Pengelolaan sampah di Negara Jepang yang dijuluki Negeri Sakura perlu di acungi jempol. Pasalnya, meskipun dipadati dengan aktivitas ribuan orang setiap hari, namun Negeri Sakura ini, memiliki Ibu Kota yang terkenal paling bersih di Asia (Kota Tokyo).

Seperti dikatakan Prof Dr Grace Kandou selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, bahwa Beliau menjejaki Negeri Sakura sekaligus mengadopsi cara pengelolaan sampah di sana. Ia pun mengakui, Negeri Sakura mengajarkan berjuta pelajaran yang sangat positif tentang kebersihan.

“Pengelolaan sampah setiap Negara berbeda-beda, namun jika baik, perlu kita contohi untuk diterapkan. Jepang negara yang bersih, bahkan di tempat-tempat keramaian pun jarang ditemukan sampah,” cetus Prof Kandou, saat melakukan studi orientasi pengelolaan sampah di Jepang pada 21 hingga 25 April Tahun 2017 ini.

Baru-baru ini, kita mencoba untuk belajar di beberapa tempat di Negeri Sakura. Di sana tampak, satu lingkungan kecil di Saitama Pref Kawaguci City yakni di Sakura Cho menetapkan satu kelompok 22 keluarga secara bersama mengelolah sampah rumah tangga mereka di satu tempat kecil dan sederhana untuk menampung sampah keluarga.

“Mereka menetapkan jenis-jenis sampah dan hari-hari penampungannya. Hari Senin dan Kamis jenis sampah organik. Selasa (minggu pertama dan ketiga) jenis sampah kaleng dan botol pecah belah. Selasa minggu kedua dan keempat jenis botol plastic, pakaian, kardus dan anorganik yang ringan; rabu jenis plastic selain botol. Dan ada satu hari sebulan ditetapkan untuk membawah sampah anorganik keras ke tempat penampungan,” tutur Prof Kandou.

Lanjut dikatakan Prof Kandou, jika ada yang membuang tidak sesuai hari dan jenis sampah yang disepakati maka pihak pengelola akan memberikan surat peringatan dan sampahnya tidak akan diangkut oleh petugas. “Waktu penampungan sampah ditetapkan di bawah jam 9 pagi,” katanya, seraya menambahkan bahwa di tempat terpisah Kota Hiroshima yakni di Higasikania Cho, berdasarkan pengamatan dan wawancara langsung dengan warga setempat, bahwa sekitar 10 keluarga mengelolah sampah secara bersama dimotivasi oleh pemerintah setempat. Di sana juga tersedia sebuah tempat pengumpulan yang kecil dan sederhana untuk menampung sampah warga yang juga sudah diatur jenis sampah perhari.

Tambahnya, kenyataan berdasarkan pengamatan di kedua tempat tersebut sangat bersih atau zero waste. “Tentu saja perlu untuk berguru di tempat-tempat seperti ini dan juga di tempat-tempat lain yang kesehariannya lingkungan hidupnya bersih dan nyaman,” pungkas Prof Kandou.

Dari informasi yang diperoleh, personil tim pemerhati lingkungan yang ikut dalam kegiatan ini, diantaranya: Prof Dr Treesje Londa, MSi dan Prof Dr Janny Kusen.
(*/dyL)